Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum definisi DSS menunjukkan DSS
sebagai sebuah system yang
dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan
manajerial dalam situasi
keputusan semiterstruktur. DSS dimaksudkan untuk menjadi
alat Bantu bagi para
pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka,
namun tidak untuk
menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk
keputusan-keputusan yang
memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang
sama sekali tidak dapat
didukung oleh algoritma.
DSS biasanya dibangun untuk mendukung solusi
terhadap suatu masalah atau
untuk mengevaluasi suatu peluang. DSS yang seperti ini
disebut aplikasi DSS. Aplikasi
DSS digunakan untuk pengambilan keputusan. Aplikasi DSS,
menggunakan CBIS
(computer Based Information Systems) yang fleksibel,
interaktif, dan dapat diadaptasi,
yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah
manajemen spesifik yang
tidak terstruktur. Aplikasi DSS menggunakan data,
memberikan antarmuka pengguna
yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambilan
keputusan.
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Ada berbagai alas an mengapa system pendukung
keputusan diperlukan, (Efrain
Turban, Jay E. Aronson dan Ting Peng Liang,
Decision Support System and Intelligent
Systems, Edisi 7, Jilid 1, 2005 : 12), antara lain:
1. Kecepatan komputasi
2. Peningkatan produktifitas
3. Dukungan kualitas
4. Berdaya saing: manajemen dan pemberdayaan sumber
daya perusahaan
5. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan
dan penyimpanan
Jenis Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
DSS dapat dipilah sejalan dengan tingkat
dukungannya terhadap pemecahan
masalah. Ada 6 jenis DSS (http://www.fortunecity.com),
yaitu:
1. Retrieve Information Elements
2. AnalyzeEntire File
3. Prepare Reports From Multiple Files
4. Estimate Decision Consequences
5. Propose Decision
6. Make Decision
Model Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Penjabaran berikut akan memperlihatkan model
tipikal DSS yang umum
dikembangkan. Dalam model ini terlihat bahwa data dan
informasi mengenai lingkup
perusahaan dimasukkan ke dalam basis data (database).
Selanjutnya basis data tersebut
akan dimanfaatkan oleh tiga sub sistem perangkat lunak,
yaitu
(http://wwwfortunecity.com/):
a. Report-writing Software
b. Mathematical Models
c. Groupware
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
(DSS)
Karena tidak ada konsensus mengenai apa
sebenarnya DSS, maka jelas tidak ada
kesepakatan mengenai karakteristik standart DSS. Berikut
ini adalah karakteristik yang
diharapkan ada di DSS (Efraim Turban, jay E. Aronson
dan Ting Peng Liang, Decision
Support and intelegent systems, edisi 7,
jilid 1, 2005 : 140-143);
1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada
situasi semiterstruktur dan
tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan
informasi
terkomputerisasi.
2. Dukungan untuk semu level manajerial, dan eksekutif
puncak sampai manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok
4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau
sekuensial
5. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan:
inteligensi, desain, pilihan
dan implementasi.
6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan
keputusan.
7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambilan keputusan
seharusnya reaktif, dapat
menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan dapat
mengadaptasikan DSS
untuk itu pengguna dapat menambahkan, menghapus,
menggabungkan, mengubah,
atau menyusun kembali elemen-elemen dasar.
8. Pengguna merasa seperti di rumah.
9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan
(akurasi, timelines,
kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan
keputusan
10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua
langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi
sendiri sistem sederhana.
Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan
ahli sistem informasi
12. Biasanya model-model untuk menganalisa situasi
pengambilan keputusan.
Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan
berbagai strategi yang
berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.
Karakteristik dari DSS tersebut membolehkan para
pengambil keputusan untuk
membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten pada
satu cara yang dibatasi
waktu.
Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan
(DSS)
Aplikasi DSS dapat terdiri dari beberapa
subistem, seperti:
1. Subsistem manajemen data
2. Subsistem manajemen model
3. Subsistem antarmuka pengguna
4. Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan
Berdasarkan definisi, DSS harus mencakup tiga
komponen utama dari DBMS,
MBMS, dan antarmuka pengguna. Subsistem manajemen
berbasis pengetahuan adalah
opsional, namun dapat memberikan banyak manfaat karene
memberikan inteligensi bagi
tiga komponen utama tersebut. Seperti pada semusistem
informasi manajemen,
pengguna dapat dianggap sebagai komponen DSS.
Kotak Alat Bantu (ToolBox) Sistem Pendukung
Keputusan (DSS)
Pada dasarnya DSS terbentuk dari sekumpulan
alat bantu (tools) pendukung
keputusan yang dapat diadaptasikan ke segala situasi.
Kombinasi dari alat bantu ini
memungkinkan para manajer dapat memecahkan permasalahan
yang spesifik, seperti
pada Gambar 2.3 (sumber:/www.fortunecity.com/).
Alat-alat bantu tersebut meliputi:
a. Application development
b. Data management
c. Modeling
d. Statistical Analysis
e. Planning
f. Inquiry
g. Graphics
h. Consolidations
i. Aplication-spesific DSS capabilities
Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan
Proses pemgambilan keputusan dimulai dari fase
inteligensi. Realitas diuji, dan
masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan maslah
juga ditetapkan. Pada fase
desain, akan dikostruksi sebuah model yang
mereprensentasikan sistem. Hal ini
dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi yang
meyederhanakan relitas dan menulis
hubungan diantara semua variabel. Model ini kemudian
divalidasi, dan ditentukan kriteria
dengan menggunakan prinsip memilih untuk mengevaluasi
alternatif tindakan yang telah
diidentifikasi. Proses pengembangan model sering
mengindikasikan solusi-solusi
alternatif, dan demiklian sebaliknya. Fase pilihan
meliputi pilihan terhadap solusi yang
diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang
disajikan). Solusi ini diuji guna
menentukan viabilitasnya: fase implementasi keputusan
(tidak memerluikan sebuah
sistem).
DSS Institusional.
a. Pendahuluan
Sistem Penunjang Keputusan yang dibuat untuk
pengalokasian anggaran dan
sumber daya, penjadwalan pemberangkatan (dispatching)
kereta api, penentuan harga,
dan aplikasi akuisisi. Dua dari DSS yang dipelajari atau
diteliti tsb digunakan secara
berkelanjutan, sedangkan dua lainnya digunakan untuk
pembuatan keputusan secara
sesaat (satu kali). Donovan dan Madnick menamakan cara
untuk pembuatan keputusan
secara berkelanjutan tsb, yaitu DSS institusional.
b. Kerangka Konseptual
Gorry dan Scott Morton mengkombinasikan
kategori aktivitas manajerial dari
Anthony (yakni, kontrol operasional, kontrol manajemen
dan perencanaan strategis)
dengan konsep pembuatan keputusan terstruktur dan tak
terstruktur dari Simon untuk
membuat kerangka guna peninjauan sistem informasi1. Keen
dan Scott Morton
mengidentifikasi keakuratan, umur informasi, tingkat
kerincian, cakrawala waktu,
frekuensi penggunaan, sumber, lingkup informasi dan jenis
informasi sebagai aspek
persyaratan informasi yang bervariasi menurut aktivitas
manajerial2. Menurut Donovan
dan Madnick DSS institusional yang berkenaan dengan
keputusan yang sifatnya
berulang-ulang. DSS institusional paling cocok untuk
aplikasi kontrol operasional.
Client Side Scripting
Client side scripting merupakan bahasa pemrograman internet yang
akan
dieksekusi oleh browser dalam format*.html. Biasanya client
side yang digunakan untuk
hal-hal yang membutuhkan interaksi user tetapi data yang
ditampilkan tetap sama
dengan menggunakan server side scripting.
Aplikasi web berjalan pada protokol HTTP, dan semua
protokol di internet selalu
melibatkan antara server dan client. Ketika seseorang
mengetikkan suatu alamat di
browser, maka browser akan mengirimkan perintah tersebut
ke web server. Jika yang
diminta oleh client adalah file yang mengandung file
client side maka oleh server file
tersebut akan langsung dikirimkan ke browser.
Client side scripting dikerjakan secara urut dari bagian paling
atas script sampai
bagian paling bawah. Tanpa ada lompatan, perulangan dan
sebagainya. Client side
scripting dapat dilihat melalui browser langsung dengan memilih
menu view source,
sehingga keamanan script kurang terjaga.
1Gory, GA., and M.S. Scott Morton “ A Framework for
Management Information Systems,” Sloan
Management Review, 12, no. 1 (Fall 1971),55-70.
2Keen, Peter G.W. “Interactive Computer Systems for
Managers: A Modest Proposal,”Sloan
Management Review, 18, no.1 (Fall 1976), 1-17.
Server Side Scripting
Server side scripting merupakan dokumen-dokumen yang digunakan
dalam
membangun suatu aplikasi internet yang dijalankan pada
sisi server dan dikirimkan ke
browser dalam bentuk HTML. Jika yang diinginkan oleh
seorang user adalah file yang
mengandung perintah server side maka server web
akan menjalankan dahulu program
tersebut lalu mengirimkannya kembali ke browser dalam
bentuk HTML sehingga dapat
diterjemahkan oleh browser.
ANALISIS MASALAH
Identifikasi Masalah
Mengenal masalah merupakan langkah pertama
yang dilakukan dalam tahap
analisis sistem. Masalah (problem) dapat
didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang
harus dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran
dari system tidak dapat
dicapai. Oleh karena itulah pada tahap analisis system
langkah pertama yang harus
dilakukan oleh analisis adalah mengidentifikan terlebih
dahulu masalah-masalah yang
terjadi.
Mengidentifikasi masalah dimulai dengan
mengkaji subyek permasalahan yang
ada. Adapun masalah yang ada di Imworks adalah belum
adanya media seperti website
yang dapat memberikan fasilitas bagi mitra perusahaan,
atau pihak manajemen untuk
bertukar informasi secara online.
Dari permasalahan yang terjadi penulis
mengidentifikasikan penyebab terjadi
masalah yaitu belum adanya suatu media website yang dapat
memberikan informasi
tentang Imworks dan produknya yang bersifat global yang
bisa diakses oleh
penggunanya dari seluruh wilayah baik dalam maupun luar,
yaitu situs web
Analisis Pieces
Tahap analisis sistem dengan PIECES Analysis,
data yang sudah terkumpul
kemudian di analisis untuk menentukan berbagai kebutuhan
yang diperlukan dalam
melakukan pengembangan sistem seperti performance,
informasi, economic, control,
efficiency, service, analisis kebutuhan sistem, analisis kebutuhan
keluaran sistem dan
analisis kebutuhan masukan yang diperlukan pada sistem
yang akan dibangun.
Analisis Kinerja (Performance)
Kinerja merupakan bagian pendukung dalam
kelancaran proses kerja dalam
suatu perusahaan, kinerja yang dimaksud adalah kinerja
sistem. Kinerja dapat diukur dari
thoughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari
pekerjaan yang dapat
dilakukan suatu sistem tertentu. Response time adalah
rata – rata waktu yang tertunda
diantara dua pekerjaan ditambah dengan waktu response
untuk menangani pekerjaan
tersebut.
Table Analisis Performance
Faktor
|
Hasil
Analisis
|
− Throughput
|
− informasi ImWorks dan
pencatatan record
penjualan mitra dilakukan
dalam satu aktifitas.
|
− Response time
|
− Waktu yang dibutuhkan
relatif lama.
|
Analisis kinerja sistem informasi berbasis
web dilakukan untuk mengetahui
bagaimanakah sistem tersebut bekerja, sehingga dapat
disusun rancangan perubahan
sistem lama menjadi sistem informasi berbais web.
Analisis Informasi (Information)
Informasi pada website hendaknya mudah untuk
dibaca dan dipelajari. Pada
sistem yang lama hal tersebut belum terwujud dengan baik
karena jika ingin mengakses
informasi yang ada haruslah ke sekolah, itu pun jika hari
libur, atau jam-jam tertentu
informasi sudah tidak bisa di akses, sehingga menyulitkan
masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
Terdapatnya sebuah sitem informasi dengan
menggunakan media web,
memungkinkan siapa saja, di mana saja dapat mengakses informasi,
dan hubungan
pertukaran informasi antar user maupun dengan admin dapat
berlangsung secara real
time.
Analisis Ekonomi (Economic)
Analisis dari segi ekonomi, penggunaan sistem
lama saja kurang efisien
dibandingkan dengan adanya penambahan sistem informasi
berbasis web. Dengan
kesamaan biaya yaitu biaya domain dan hosting
Rp.500.000,- per tahun, penggunaan
sistem lama saja tidak efektif jika dibandingkan dengan
sistem informasi berbasis web
yang lebih mendukung fungsi-fungsi informasi.
Analisis Kontrol (Control)
Peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki
kesalahan serta kekurangan yang akan terjadi.
Pengendalian atau control dalam sebuah
sistem sangat diperlukan keberadaannya untuk menghindari
dan mendeteksi secara dini
terhadap penyalah gunaan atau kesalahan sistem serta
untuk menjamin keamanan data
atau informasi yang ada di SMA Negeri 4 Purworejo. Dengan
adanya control, maka tugas
atau kinerja yang mengalami gangguan bisa di perbaiki
secara cepat.
Analisis Efisiensi (Efficiency)
Analisis efisiensi sistem informasi berbasis
web dilakukan untuk mengetahui
seberapa efisien sistem tersebut bekerja, sehingga dapat
disusun rancangan perubahan
sistem lama menjadi sistem informasi berbasis web.
Berikut adalah hasil analisis efifiensi
sistem informasi berbasis web.
Tabel 3.2 Hasil Analisis Efisiensi Sistem
Informasi Berbasis Web
No.
|
Faktor
|
Hasil analisa sistem informasi
berbasis web
|
||
1
|
Biaya
|
Sistem membutuhkan biaya domain
dan hosting Rp.500.000,- per tahun.
|
||
2
|
Waktu
|
Sistem dapat mempercepat
penyebaran informasi dalam satu waktu, informasi dapat diakses di berbagai
tempat selamatersedia koneksi internet.
|
||
3
|
Manusia(SDM)
|
Sistem dapat memperkecil tenaga
untuk input data karena dalam satu waktu, data dapat diakses di berbagai
tempat.
|
Analisis Pelayanan (Service)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan
oleh sistem. Dalam suatu
perusahaan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat
merupakan tujuan utama.
Pada ImWorks pelayanannya kepada masyarakat sangat
diutamakan.
Table 3.2 Analisis Service
Faktor
|
Hasil Analisis
|
Sistem Informasi Web
|
− Ragam
Informasi
|
− Pelayanan yang diberikan
hanya sebatas pada saat jam
kerja dan lewat fasilitas
telepon
atau dikantor.
|
− Pelayanan atau
pengaksesan informasi
dapat diakses di mana saja,
kapan saja selama terdapat
koneksi
internet.
|
− Jumlah
Procedure
dalam
mendapatkan
informasi
|
− Untuk mendapatkan sebuah
informasi mitra harus ikut
aktif
(baik via telp atau datang
secara langsung)
|
Referensi:
http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.22_.1031_.pdf