Kalian pernah denger kata-kata ini ngga?
"Kepriadian Majemuk" atau dalam bahasa inggris "Dissociative
identity disorder". Pasti masih rada asing di dengar kan? Kalau begitu yuk
kita bahas bersama.
Apa sih yang dimaksud Kepribadian Majemuk/Ganda?
Kalian pernah denger kata-kata ini ngga?
"Kepriadian Majemuk" atau dalam bahasa inggris "Dissociative
identity disorder". Pasti masih rada asing di dengar kan? Kalau begitu yuk
kita bahas bersama.
Apa sih yang dimaksud Kepribadian Ganda?
Gangguan identitas disosiatif (dahulu dikenal sebagai gangguan kepribadian majemuk) adalah
gangguan jiwa yang berasal dari akibat sampingan dari trauma parah pada masa
kanak-kanak (bahasa Inggris:childhood umur 3 -11 tahun) dan remaja
(bahasa Inggris:adolesence umur 12 -18 tahun). Individu biasanya
mengalami pengalaman traumatis yang cukup ekstrem dan terjadi berulang kali
yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda.
Masing-masing individu dengan ingatan sendiri, kepercayaan, perilaku, pola pikir,
serta cara melihat lingkungan dan diri mereka sendiri. Setidaknya
dua kepribadian ini secara berulang memegang kendali penuh atas tubuh si
individu. Singkatnya DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan
sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan
adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan
karakter yang berbeda.
Apa sih disosiasi itu?
Pernahkah kalian mendapatkan pengalaman
seperti ini: Ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat
kalian, kalian malah mendapatkan jawaban yang tidak berhubungan sama sekali.
Jika pernah, maka saya yakin, ketika mendapatkan jawaban itu, kalian akan berkata "Nggak nyambung!".
Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.
Dalam kasus DID, juga terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar "nggak nyambung".
Jika pernah, maka saya yakin, ketika mendapatkan jawaban itu, kalian akan berkata "Nggak nyambung!".
Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.
Dalam kasus DID, juga terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar "nggak nyambung".
Proses terbentuknya kepribadian ganda,
seperti apa?
Ketika kita dewasa, kita memiliki
karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah
kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan
itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap
sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.
Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan.
Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.
Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan.
Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.
Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
Apa saja ciri-ciri pengidap kepribadian
ganda?
Ketika membaca paragraf-paragraf di atas,
mungkin kalian segera teringat dengan salah seorang teman sekolah kalian yang
suka mengubah-ubah penampilannya. Bagi kalian, sepertinya ia memiliki identitas
yang berbeda.
Atau mungkin kalian teringat dengan salah seorang teman kalian yang biasa tersenyum, namun secara tiba-tiba bisa dikuasai oleh emosi. Ketika amarahnya meledak, kalian bisa melihat wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seperti "serigala". Bagi kalian, sepertinya identitas baru yang penuh amarah telah menguasainya.
Apakah mereka pengidap DID?
Bagaimana cara kita mengetahuinya?
Jawabannya adalah pada identitas yang menyertai perubahan penampilan atau emosi tersebut.
Misalkan teman kalian yang suka mengubah penampilan atau sering mengalami perubahan emosi tersebut bernama Edward. Jika ia mengubah penampilan atau mengalami perubahan emosi dan masih menganggap dirinya sebagai Edward, maka ia bukan penderita DID.
Untuk mengerti lebih dalam bagaimana cara membedakannya, lihat empat ciri di bawah ini. Jika di dalam diri seseorang terdapat empat ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia mengidap DID atau kepribadian ganda.
Ciri-ciri tersebut adalah:
Atau mungkin kalian teringat dengan salah seorang teman kalian yang biasa tersenyum, namun secara tiba-tiba bisa dikuasai oleh emosi. Ketika amarahnya meledak, kalian bisa melihat wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seperti "serigala". Bagi kalian, sepertinya identitas baru yang penuh amarah telah menguasainya.
Apakah mereka pengidap DID?
Bagaimana cara kita mengetahuinya?
Jawabannya adalah pada identitas yang menyertai perubahan penampilan atau emosi tersebut.
Misalkan teman kalian yang suka mengubah penampilan atau sering mengalami perubahan emosi tersebut bernama Edward. Jika ia mengubah penampilan atau mengalami perubahan emosi dan masih menganggap dirinya sebagai Edward, maka ia bukan penderita DID.
Untuk mengerti lebih dalam bagaimana cara membedakannya, lihat empat ciri di bawah ini. Jika di dalam diri seseorang terdapat empat ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia mengidap DID atau kepribadian ganda.
Ciri-ciri tersebut adalah:
1.
Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di
dalam diri orang tersebut.
2.
Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang
tersebut (Switching).
3.
Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan
dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
4.
Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis
dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis
seperti demam.
Dari empat poin ini, poin nomor 3 memegang
peranan sangat penting.
98 persen mereka yang mengidap DID mengalami amnesia ketika sebuah identitas muncul (switching). Ketika kepribadian utama berhasil mengambil alih kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi ketika identitas sebelumnya berkuasa.
Walaupun sebagian besar psikolog telah mengakui adanya kelainan kepribadian ganda ini, namun sebagian lainnya menolak mengakui keberadaannya.
98 persen mereka yang mengidap DID mengalami amnesia ketika sebuah identitas muncul (switching). Ketika kepribadian utama berhasil mengambil alih kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi ketika identitas sebelumnya berkuasa.
Walaupun sebagian besar psikolog telah mengakui adanya kelainan kepribadian ganda ini, namun sebagian lainnya menolak mengakui keberadaannya.
Siapa saja orang-orang di dunia ini yang
mengidap DID?
Kasus Sybil Isabel Dorsett
Salah satu kasus paling terkenal dalam hal kepribadian ganda adalah kasus yang dialami oleh Shirley Ardell Mason. Untuk menyembunyikan identitasnya, Cornelia Wilbur, sang psikolog yang menanganinya dan menulis buku mengenainya, menggunakan nama samaran Sybil Isabel Dorsett untuk menyebut Shirley.
Dalam sesi terapi yang dilakukan oleh Cornelia, terungkap kalau Sybil memiliki 16 kepribadian yang berbeda, diantaranya adalah Clara, Helen, Marcia, Vanessa, Ruthi, Mike (Pria), Sid (Pria) dan lain-lain. Menurut Cornelia, 16 identitas yang muncul pada diri Sybil berasal dari trauma masa kecil akibat sering mengalami penyiksaan oleh ibunya.
Kisah Sybil menjadi terkenal karena pada masa itu kelainan ini masih belum dipahami sepenuhnya. Bukunya menjadi best seller pada tahun 1973 dan sebuah film dibuat mengenainya.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, keabsahan kelainan yang dialami Sybil mulai dipertanyakan oleh para psikolog.
Menurut Dr.Herbert Spiegel yang juga menangani Sybil, 16 identitas yang berbeda tersebut sebenarnya muncul karena teknik hipnotis yang digunakan oleh Cornelia untuk mengobatinya. Bukan hanya itu, Cornelia bahkan menggunakan Sodium Pentothal (serum kejujuran) dalam terapinya.
Dr.Spiegel percaya kalau 16 identitas tersebut diciptakan oleh Cornelia dengan menggunakan hipnotis. Ini sangat mungkin terjadi karena Sybil ternyata seorang yang sangat sugestif dan gampang dipengaruhi. Apalagi ditambah dengan obat-obatan yang jelas dapat membawa pengaruh kepada syarafnya.
Kasus ini mirip dengan penciptaan false memory dalam pengalaman alien abduction yang pernah saya posting sebelumnya.
Pendapat Dr.Spiegel dikonfrimasi oleh beberapa psikolog dan peneliti lainnya.
Peter Swales, seorang penulis yang pertama kali berhasil mengetahui kalau Sybil adalah Shirley juga setuju dengan pendapat ini. Dari hasil penyelidikan intensif yang dilakukannya, ia percaya kalau penyiksaan yang dipercaya dialami oleh Sybil sesungguhnya tidak pernah terjadi. Kemungkinan, semua ingatan mengenai penyiksaan itu (yang muncul karena sesi hipnotis) sebenarnya hanyalah ingatan yang ditanamkan oleh sang terapis, Cornelia Wilbur.
Jadi, bagi sebagian psikolog, DID tidak lain hanyalah sebuah false memory yang tercipta akibat pengaruh terapi hipnotis yang dilakukan oleh seorang psikolog. Tidak ada bukti kalau pengalaman traumatis bisa menciptakan banyak identitas baru di dalam diri seseorang.
Menurut Dr.Philip M Coons:
"Hubungan antara penyiksaan atau
trauma masa kecil dengan Multiple Personality Disorder sesungguhnya
tidak pernah dipercaya sebelum kasus Sybil"
Pengetahuan mengenai kepribadian ganda
banyak disusun berdasarkan kasus Sybil. Jika kasus itu ternyata hanya sebuah false
memory, maka runtuhlah seluruh teori dissosiasi dalam hubungannya dengan
kelainan kepribadian ganda. Ini juga berarti kalau kelainan kepribadian ganda
sesungguhnya tidak pernah ada.
Perdebatan ini masih terus berlanjut hingga saat ini dan saya percaya kedua pihak memiliki alasan yang sama kuat. Jika memang DID benar-benar ada dan hanya merupakan gejala psikologi biasa, mengapa masih ada hal-hal yang masih belum bisa dijelaskan oleh para psikolog?
Perdebatan ini masih terus berlanjut hingga saat ini dan saya percaya kedua pihak memiliki alasan yang sama kuat. Jika memang DID benar-benar ada dan hanya merupakan gejala psikologi biasa, mengapa masih ada hal-hal yang masih belum bisa dijelaskan oleh para psikolog?
Wanita dengan 92 kepribadian (Truddi Chase)
Talk show di Oprah
Penyalahgunaan ditelanjangi pergi sebagian
besar kenangan masa kanak-kanak, tapi Truddi mengatakan terapi membantunya
ingat mereka. Ibu Truddi meninggalkan ayahnya dan pindah ke sebuah peternakan
dengan ayah tirinya ketika ia berusia 2 tahun. Dia mengatakan dia memperkosa
adiknya itu untuk pertama kalinya tak lama setelah itu. "Itu adalah musim
semi, tanah masih basah, ada rumput tinggi di atas kepala Anda," katanya.
"Saya tidak memiliki semua itu. Yang lain memiliki bagian itu, itulah
sebabnya Keserbaragaman datang ke tempatnya di tempat pertama."
Truddi mengatakan dirinya yang dulu
berhenti untuk menjadi setelah itu. "Sesuatu harus memberikan,"
katanya. "Anda tidak bisa membuang banyak pada manusia dan tidak
kehilangan sesuatu."
Dia sekarang merujuk kepada tubuhnya, atau
pengalaman kolektif kepribadian, sebagai "Anda" atau
"kita".
Truddi mengatakan kenangan yang dibagi
antara kepribadian nya 92, yang menurutnya pasukannya. "Kita semua ingat
bagian yang berbeda," katanya. "Keserbaragaman membuat Anda waras di
bawah kondisi terburuk. Aku waras; kami waras. Percaya atau tidak, lebih mudah
untuk berurusan daripada dengan penyalahgunaan."
"Black Catherine" adalah
kepribadian yang paling penuh dengan kemarahan. "Ketika ia pertama kali
keluar, tak seorang pun ingin mengenal dia, tetapi untuk tahu satu, Anda harus
tahu semua," katanya. "Dan jadi kami harus memeriksa diri dan
kenangan."
"Rabbit," Truddi mengatakan,
memegang rasa sakit. "Pada awalnya kita tidak mengerti apa tujuannya. Dia
begitu kecil, "katanya. "Seseorang mengatakan, 'Bagaimana Anda menempatkan
bulu dan kulit kembali pada kelinci?' Ianya seolah-olah dia dilucuti dari
segala sesuatu."
Truddi mengatakan dia bukanlah satu-satunya
orang dalam keluarganya disiksa oleh ayah tirinya. Dia mengatakan abang tirinya
— anak tiri nya — adalah korban juga. "Anda mendengar teriakan nya dan
Anda mendengar sabetan sabuk," katanya. "Ketika Anda mendengar suara,
Anda ingin mereka untuk pergi terus dan terus dan terus, karena Anda tahu
ketika mereka berhenti akan giliran Anda. Anda harus menghadapi hal-hal tentang
diri Anda, dan saya kira kita mengampuninya karena kita masih begitu kecil,
tapi itu tidak bagus."
Ayah tirinya melakukan pelecehan seksual
juga pada binatang-binatang di peternakan keluarga, kata Truddi. Kemudian dia
akan membunuh binatang untuk mencegah mereka dari melakukan sesuatu yang bisa
membuat tetangga yang mencurigakan, katanya.
Truddi mengatakan salah satu hal yang
paling sulit untuk menangani adalah menyadari ibunya — yang meninggal setelah
buku dirilis — harus tahu tentang apa yang terjadi di rumah. "Dia ditekan
begitu banyak, seperti yang kita tahu kemudian. Ton hal-hal,"Truddi
mengatakan. "Mungkin untuk tetap waras dia harus melakukannya. Sekarang
saya tidak tahu jika kita memberikan alasan nya."
![](file:///C:/Users/Yunnay/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
Pertama kalinya Truddi menyadari dia tidak
hidup sendirian adalah ketika ia mendengar suara anak kecil yang memanggil.
"Aku berkata kepada diriku sendiri: ' Tuhan, aku tahu bahwa aku berbicara
pada diriku sendiri, tapi aku mendengar suara ini. Apa ini?' Dan kemudian itu
berhenti, terima kasih Tuhan. Tapi tak lama setelah itu, seperti Anda bangun
suatu pagi dan di kamar tidur itu semua berpasir dan abu-abu dan Anda melihat
sekeliling dan mereka semua ada. Kecuali pikiran begitu baik untuk Anda, itu
memberi Anda kesan ada hanya tujuh. Dan ketika kami pergi di dalam terapi dan
Anda menyadari nomor tumbuh, Anda berkata, 'Anak laki-laki, aku benar-benar
harus gila.' "
Truddi mengatakan kepribadian nya tidak
selalu tahu satu sama lain, dan tidak semua 92 nya "pasukan" aktif.
"Beberapa dari mereka begitu rusak mereka jenis menginap kembali di
bayang-bayang," katanya. "Mereka tidak memberikan nama mereka; mereka
tidak keluar. Hal ini hanya akhir-akhir ini bahwa kita mendapatkan cabik dan
potongan dari masing-masing dari mereka."
![](file:///C:/Users/Yunnay/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.png)
Truddi mengatakan dia tidak pernah
mengatakan kepada siapa pun tentang penyalahgunaan dia menderita ketika dia
masih kecil karena ia tidak berpikir siapa pun akan membantu dia. "Tidak
ada yang akan mendengarkan, dan kembali kemudian, kami orang-orang yang akan
memiliki telah dikurung jika kita telah mengatakan," katanya.
"Orang-orang akan mengatakan hanya, 'ini tidak mungkin.' Tetapi dapat, dan
itu."
Sekali, dia bilang dia dianggap meminta
bantuan tapi tidak. "Ada seorang guru di sekolah, dan kami pikir, 'Wow dia
begitu baik, tetapi dia begitu bersih,'" Truddi mengatakan. "'Dan
jika kita menceritakan, dia akan melihat bagaimana kotor kami.'"
![](file:///C:/Users/Yunnay/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
Setelah When Rabbit Howls was first diterbitkan,
Washington Post wartawan melacak ayah tiri Truddi di New York state. Ia
menyangkal segala sesuatu, tetapi anggota lain dari keluarga Truddi telah
mengkonfirmasi kisahnya.
Sebelum memulai terapi, Truddi mengatakan
dia dan "pasukan" nya ingin tidak lebih dari untuk menghadapi —
keras, jika mungkin — pelaku nya. "Kemudian itu memburuk karena kita
benar-benar adalah pengerukan hal-hal," katanya. "Kenangan yang
datang kembali dan memandang di sekitar Anda kekacauan itu hidup Anda dan Anda
tahu mengapa hal itu dalam kekacauan dan Anda hanya ingin melihat dia mati
sebagai doornail. Dan sekarang, saya pikir, mungkin terakhir, kami memiliki
beberapa jenis bantuan dari itu. Aku tidak pernah ingin melihat
wajah-nya."
![](file:///C:/Users/Yunnay/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.png)
Terapis Truddi, Dr Robert Phillips,
mengatakan apa yang menyebabkan kepribadian yang terpecah seperti Truddi tidak
jelas. "Tampaknya menjadi sesuatu tentang otak, tentang pikiran, yang
memungkinkan proses ini sangat kreatif untuk datang dan membantu mempertahankan
seseorang. Biasanya adalah orang yang sangat disiksa, sangat muda — sebelum
kepribadian terbentuk, "katanya. "Ketika Anda begitu muda semuanya
luar biasa; seluruh dunia luar biasa. Sesuatu seperti ini hanya overload,
sehingga orang tidak dapat tinggal di sana dan mengambilnya."
Dr Phillips mengatakan meskipun kondisi
Truddi, dia tidak menyukai memanggil "disfungsional." "Ini
adalah cara paling fungsional untuk membantu seorang anak yang bertahan hidup.
Seorang anak tidak mati tetapi mampu bertahan dan melanjutkan,"katanya.
"Banyak, banyak orang yang beberapa fungsi cukup baik. Saya telah bekerja
dengan seorang pria yang adalah seorang pengacara. Saya telah bekerja dengan
orang-orang yang profesional, konselor, dokter medis. Mereka mampu pergi dan
hidup."
![](file:///C:/Users/Yunnay/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.png)
Sementara putri Truddi, Kari, dibesarkan
dalam tahanan ayahnya, katanya setelah Truddi selama menjadi seorang ibu adalah
luar biasa. "Aku pulang dari sekolah saya tidak tahu siapa yang aku datangi
di rumah," katanya. "Hal ini selalu menarik."
Sumber:
wikipedia.com
oprah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar