Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Perancis "ménagement" yang berarti Seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan menurut James A.F. Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, kita bisa definisikan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni melaksanakan dan mengatur orang lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen sebagai Seni dan Ilmu
Manajemen sebagai suatu seni, disini bermakna bahwa untuk mengatur orang lain agar mau bekerja sama di perlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
- Seni dalam manajemen yaitu membentuk menusia menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda.
- Ilmu adalah cara bagaimana anda melakukannya, yaitu: Planning, Organizing, Directing dan Monitoring.
Dalam manajemen ada 3 tingkatan, yaitu:
- Manajemen Lini Pertama (First-line Management) merupakan tingkatan manajemen paling rendah yang ertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Jabatannya seperti: Penyelia (Supervisor), Manajer Shift, Manajer Area, Manajer Kantor, Manajer Departemen dan Mandor (Foreman).
- Manajemen Tingkat Menengah (Middle Management) merupakan cakupan dari semua manajemen yang berada di antara manajemen lini pertama dan manajemen puncak yang bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatannya seperti: Kepala Bagian, Pemimpin Proyek, Manajer Pabrik dan Manajer Divisi.
- Manajemen Puncak (Top Management) dikenal pula dengan istilah Executive Officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh Top Management adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer) dan CFO (Chief Financial Officer).
Fungsi Manajemen
Pertama kali diperkenalakan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Dikenal dengan 5 fungsi, tetapi dapat dikelompokkan menjadi 3 fungsi, yaitu:
- Perencanaan (Planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
- Pengorganisasian (Organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengoranisasian memudahkan manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah di bagi-bagi tersebut.
- Pengarahan (Directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Ketermapilan-keterampilan Manajerial
Seorang manajer pun harus mempunyai keterampilan agar bisa mengatur segala sesuatunya dengan baik dan benar. Berikut keterampilan-keterampilan manajerial:
- Keterampilan Konsepsual (Conceptional Skill) adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan, menganalisa dan menginterpretasikan yang ditrima dari bermacam-macam sumber.
- Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill) adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
- Keterampilan Teknis (Technical Skill) , keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, dll.
Evolusi Teori Manajemen
Jaman sekarang teori manajemen sudah sangat berkembang pesat, tetapi dalam penerapannya masih berbeda -beda dan untuk masalah-masalah yang sama belum tentu dapat diterapkan. Ada 3 teori pemikiran manajemen, yaitu :
- Teori manajemen klasik
Robert Owen ( 1971 – 1858 )
Dimulai pada tahun 1800-an sebagai manager pabrik permintalan kapas di New Lanark, Scotlandia. Robert
Owen mencurahkan perhatiaannya pada penggunaan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa bilamana
terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan, demikian pula apabila tenaga kerja
dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi,
kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan
memberikan keuntungan pada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa
kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern
dan intern dari pekerjaan. Karna hasil pengamatannya itupun Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
Charles Babbage ( 1792 – 1871 )
Charles Babbage ( 1792 – 1871 )
- Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
- Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
- Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
- Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Teori manajemen klasik juga terbagi dalam dua pemikiran yaitu teori manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
- Teori manajemen ilmiah
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain :
Frederick Winslow Taylor
Pertama
kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan
dibahas pada tahun 1900an. Taylor adalah manager dan penasehat
perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor
dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management). Dari
hasil penelitian dan analisanya taylor mengemukakan empat prinsip
Scientific Management, yaitu :
- Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
- Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
- Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam menjalankan tugasnya.
- Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dan pekerja.
Frank Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth ( 1868 – 1924 dan 1878 – 1917 ).
Suami
istri yang berkecimpung dalam mengembangkan manajemen ilmiah. Frank
adalah pelopor study gerak dan waktu, mengemukakan beberapa teknik
manajemen yang di ilhami oleh pandapat taylor. Dia
tertarik pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh effisiensi
tertinggi. Sedangkan Lilian Gilbreth cenderung tertarik pada aspek-aspek
dalam kerja, seperti penyeleksian penerimaan tenaga kerja baru,
penempatan dan latihan bagi tenaga kerja baru. Bukunya yang berjudul The
Pshikology of Management menyatakan bahwa tujuan akhir dari manajemen
ilmiah yaitu membantu para karyawan untuk meraih potensinya sebagai mahluk hidup.
Hendry Laurance Gantt ( 1861 – 1919 ).
Hendry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan. Adapun gagasan yang dicetuskannya adalah :
a) Kerjasama yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
b) Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
c) Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
d) Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
Harrington Emerson ( 1853 – 1931 )
Prinsip
pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dari hasil penelitiannya
menunjukan kebenaran prinsip yaitu uang akan lebih berhasil bila
mengetahui tujuan penggunaannya. Bukti dari pendapat Emerson yaitu adanya istilah Management by Objek (MBO).
Teori organisasi klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain yaitu :
Hanry Fayol ( 1841 – 1925 )
Fayol
adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan
teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang
kompleks, ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration
Industrielle et General atau General and Industrial Management yang
ditulis pada tahun 1908 oleh Costance Storrs.
Fayol
membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan.
Fungsi ini dikenal sebagai Fungsionalisme.
Fayol
selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen yaitu : 1. teknik produksi
dan manufakturing produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5.
Akuntansi, dan 6. Manajerial.
Hendry Fayol juga mengemukakan 14 prinsip manajemen yaitu :
1. Devision of work
Adanya
spesialisasi dalam pekerjaan, dimana dengan spesialisasi dapat
meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja. Tujuannya adalah menghasilkan
pekerjaan yang lebih banyak dan terbaik dengan usaha yang sama.
2. Uathority and Responsibility
Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
Tanggung
jawab yaitu tugas dan fungsi yang harus dikerjakan, untuk ini
diperlukan wewenang dari pihak diatasnya. Semua ini diperlukan sangsi
agar dipatuhi oleh orang yang menerima.
3. Dicipline
Melakukan
apa sudah menjadi persetujuan bersama, disiplin ini Sangat penting
dalam tercapainya tujuan bersama, sebab tanpa ini tidak akan mencapai
tujuan.
4. Unity of Command
Setiap
bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk
menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab. Bila hal ini
dilanggar maka wewenang akan berkurang, disiplin terancam dan
stabilitas akan goyah.
5. Unity of Direction
Seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interst to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh diatas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan. Konpensasi harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8. Centralization
Standarisasi
dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan. Sentralisasi bisa
dipakai pada organisasi yang kecil, tapi lain bagi organisasi yang besar
sentralisasi tidak mungkin dapat digunakan, harus menggunakan
desentralisasi. Bila peranan diberikan kepada bawahan lebih besar, maka
digunakan desentralisasi.
9. Scalar Chain ( garis wewenang )
Jalan
yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali
kekuasaan terakhir. Prinsipnya mempermudah komunikasi antar pegawai yang
setingkat.
10. Order
Disini
berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada
tempatnya. Hendaknya setiap orang ditempatkan pada posisi yang tepat
untuk mereka berdasarkan pada kemampuan, bakat dan minatnya.
11. Equty
Untuk
merangsang agar pekerja melaksanakan pekerjaan dengan baik,
sungguh-sungguh dan penuh kesetiaan, maka harus ada persamaan perlakuan
dalam organisasi.
12. Stability of Tonure of Personel
Seseorang
pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar
dapat berhasil dengan baik. Apabila seseorang sering kali dipindah dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya akan menghambat dan membuat pekerja
tersebut produktivitasnya kecil. Turn over tenaga kerja yang tinggi
tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
13. Initiative
Bawahan
diberi kekuasaan dan kebebasan didalam mengeluarkan pendapatnya,
menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun ada kesalahan yang
mungkin terjadi.
14. Esprit the Corps
Persatuan
adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki
kebanggan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang
tercermin dalam semangat korps.
Teori hubungan manusiawi ( neo klasik )
Aliran
ini timbul karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan
efisiensi dalam produksi dan keselarasan kerja. Tokoh-tokoh aliran
hubungan manusiawi antara lain :
Hugo Munsterberg ( 1863 – 1916 )
Hugo
merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak
psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy,
menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktifitas harus melakukan
tiga cara pertama penemuan best posibble person, kedua penciptaan best
posibble work dan ketiga penggunaan best posibble effect.
Elton Mayo ( 1880 – 1949 )
Terkenal
dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi
menggambarkan manager bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila
moral dan efisiensi verja memburuk maka hubungan manusiawi dalam
organisasi juga akan buruk. Mayo juga meneliti pengaruh kondisi
penerangan terhadap produktifitas. Dari hasil penelitian disimpulkan
bahwa bila kondisi penerangan naik, maka produktifitas juga akan naik
dan begitupun sebaliknya. Percobaan kedua dimana bila kelompok yang
terdiri dari enam orang dipisahkan dalam ruangan yang terpisah, dimana
ruangan pertama kondisinya diubah setiap waktu sedang ruangan lainnya
tidak mengalami perubahan. Variabel yang dirubah seperti upah, jam
istirahat, jam makan, hari kerja dan sebagainya ternyata kondisi
tersebut mengalami kenaikan produktivitas, ternyata kenaikan
produktivitas ini bukan diakibatkan oleh intensif keuangan. Rantai
reaksi emosional antar pekerja berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas, perhatian khusus dan simpatik sangat berpengaruh,
fenomena ini dikenal sebagai Howthorne Effect.
Teori hubungan modern ( ilmu pengetahuan ) / Teori perilaku
Dalam
pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (
perilaku organisasi ) dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau
manajemen operasi.
Tokoh aliran perilaku organisasi yaitu :
- Douglas McGregor yang terkenal dengan teori X dan teori Y.
- Frederick Herzberg terkenal dengan teori motivasi higenis atau teori dua factor.
- Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
- Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi.
- Abhraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang perilaku manusia dan dinamika proses.
- Robert Blak dan Jane mounton mengemukakan lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial ( managerial grid ).
- Rensislikert mengemukakan empat sistem manajemen dari sistem 1.explotatif, otoritatif sampai sistem 4. partisiatif kelompok.
- Fred Feidler menerapkan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
Sumbangan aliran ini
terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan,
perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya
kerja bagi manusia. Semua hal ini telah membuat para manajer semakin
peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya.
Meskipun demikian,
banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan lebih
lanjut. Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena
disamping terlalu umum, terlalu abstrak dan ruwet/rumit. Rekomendasi
mereka sering berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga manajer
mengalami kesulitan menentukan pendapat yang paling baik.
Teori Aliran Kuantitatif (Riset Operasi dan Manajemen Sains)
Aliran
kuantitatif mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu
Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam
perang. Inggris kemudian membentuk Tim Riset Operasi (Reserch Operation),
dipimpin oleh P.M.S Blackett. Tim ini terdiri dari ahli matematika,
fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan
terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian
meniru, membentuk tim riset operasi seperti yang dibentuk Inggris.
Manajemen
operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Beberapa
contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti
EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-event, programasi lenier (linear programming).
Pendekatan
kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan
pengendalian. Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan
manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan model matematika, persoalan
yang kompleks dapat disederhanakan.
** Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Sayangnya
model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit
dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan
kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan psikologi manusia
dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif belum
dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut
pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
Hari ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaan manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari suatu perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsable investing).
Membedakan merek
Ijin usaha
Manajemen
lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan manajemen (termasuk
perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001
berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki stándar tertentu
dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda
penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen
lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat
diulang disebut dengan Sistem Manajemen Lingkungan ( EMS ). Manajemen
lingkungan saat ini telah banyak mengalami perubahan yang cukup berarti
terutama dimulai Sejak awal tahun 1990. Penelitian mengenai efek dan
akibat penerapan manajemen lingkungan telah banyak dilakukan terutama
Sejak munculnya ISO 14001 di tahun 1996. Penerapan manajemen lingkungan
yang baik di tingkat organisasi pada umumnya dibagi menjadi 3 elemen :
- Perlindungan lingkungan secara fisik.
- Membentuk budaya berkelanjutan dalam organisasi
- Menanamkan nilai-nilai moral dan saling kepercayaan antar elemen organisasi.
DEFINISI LINGKUNGAN
Lingkungan
menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subjek manusia
yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang
terkait dengan : tanah, udara, air, sumber daya alam, flora, fauna,
manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral isu
lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan
aktifitas merencanakan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber
daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah
ditetapkan.
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manager. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Ada dua macam faktor lingkungan, yaitu :
1. Faktor Lingkungan Internal yaitu lingkungan yang ada didalam usahanya saja.
2. Faktor Lingkungan Eksternal
yaitu unsur-unsur yang berada diluar organisasi, dimana unsure-unsur
ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manager,
disamping itu juga akan mempengaruhi manager didalam pengambilan
keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi
contohnya yaitu perubahan ekonomi, paraturan pemerintah, perilaku
konsumen, perkembangan teknologi, politik dan lainnya. Lingkungan
eksternal dibagi menjadi dua yaitu :
- Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, langganan, para pesaing, lembaga perbankan dan lainnya.
- Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi, politik, sosial dan lain sebagainya.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER / PERUSAHAAN
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya)
perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan.
CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka
panjang
Analisis dan pengembangan
Hari ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaan manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari suatu perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsable investing).
Banyak
pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan
baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat
for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan
sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau
seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian
beasiswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali
menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer)
dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu
itikad baik dimata komunitas tersebut yang secara langsung akan
meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan.
Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan
mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial
diatas.
Kepedulian
kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas,
namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi
dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya
kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan
hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan
dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh
memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini
mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan
beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang
saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.
Dunia
bisnis selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi
paling berkuasa diatas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat
manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama setiap
keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat
dalam kerangka tanggung jawab tersebut.
Sebuah
definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari
sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang "pembangunan
berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan bahwa:
"
CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha
untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan
ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan
dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".
Pelaporan dan pemeriksaan
Untuk
menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka
perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar
CSR termasuk dalam hal:
- Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL).
- Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
- Verite, acuan pemantauan
- Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000.
- Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000
Di
beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit
diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dalam aspek sosial. Sementara aspek lingkungan apalagi aspek
ekonomi memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang
menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan
perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan
berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR atau laporan
keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya,
gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu
industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini
hanyalah sekedar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada
kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga
perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep
CSR dan metode verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang
terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan. Bagaimanapun, laporan
CSR atau laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan
akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.
Kasus bisnis dari CSR
Skala
dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda
tergantung dari sifat perusahaan tersebut dan amat sulit untuk
mengukurnya walaupun banyak sekali literatur yang memuat tentang cara
mengukur seperti misalnya metode "Empat belas poin balanced scorecard
oleh Deming. Orlizty, Schmidt, dan Rynes menemukan suatu korelasi antara
sosial / performa lingkungan hidup dan performa keuangan. Namun bisnis
nampaknya tidak menguntungkan apabila diharuskan melaksanakan strategi
CSR.
Hasil
Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh
Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan
Prince of Wales Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden
di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang
perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap
karyawan, dampak terhadap lingkungan, tanggungjawab sosial perusahaan
(CSR) akan paling berperan, sedangkan bagi 40% citra perusahaan &
brand image yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya
1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental
seperti faktor finansial, ukuran perusahaan, strategi perusahaan, atau
manajemen.
Lebih
lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan
CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk
dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain
tentang kekurangan perusahaan tersebut.
Kasus bisnis pada CSR diantara perusahaan-perusahaan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi dibawah ini :
Sumber daya manusia
Program
CSR dapat dilihat sebagai suatu pertolongan dalam bentuk rekrutmen
tenaga kerja dan memperkerjakan masyarakat sekitar, terutama sekali
dengan adanya persaingan kerja diantara para lulusan sekolah. Akan
terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR
perusahaan pada rekrutmen tenaga kerja yang berpotesi maka dengan
memiliki suatu kebijakan komprehensif akan menjadi suatu nilai tambah
perusahaan. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfir
kerja yang nyaman diantara para staf, terutama apabila mereka dapat
dilibatkan dalam "penyisihan gaji" dan aktivitas "penggalangan dana"
atapun suka relawan.
Manajemen risiko
Manajemen risiko
Manajemen
risiko merupakan inti dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk
dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap
melalui insiden seperti skandal korupsi atau skandal lingkungan hidup.
Kejadian ini dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari
penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya
dari "mengerjakan sesuatu dengan benar" pada perusahaan dapat
mengurangi risiko ini.
Membedakan merek
Di
tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk
membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan
produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan
untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika
perusahaan.
Ijin usaha
Perusahaan
selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui
perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu kebenaran secara
sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat
luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan
dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian
mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha
diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik
selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan
tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan
demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat
tinggi tidak dipersoalkan.
Motif perselisihan bisnis
Motif perselisihan bisnis
Kritik
atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis
perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR
seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian
masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.
Referensi :
- Robbins, Stephen dan Mary Coulter. 2004. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall
- Griffin R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall
- Mokhammad Abdul Mukhyi dan Iman Hadi Saputro, Manajemen Umum, Seri Diktat Kuliah, Penerbit Gunadarma, Edisi pertama, cetakan kedua 1995.
- Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (id.wikipedia.org)
- syarifhidayat21.blogspot.com/2011/11/evolusi-teori-manajemen.html
- Pengertian Manajemen (fadhly.blogspot.com/2011/10/pengertian manajemen.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar